Tanda tangan Jan Pieterszoon Coen
Lithography
antik dari sekitar abad 17, pendiri kota Batavia dan Gubernur Jendral Hindia
Belanda (Nederlandsch Indie – sekarang Indonesia) yang paling fenomenal dan
paling terkenal, Jan Pieterszoon Coen, lengkap dengan tanda tangannya.
Ukuran:
kurang lebih ukuran Folio.
Lithography
antik dengan tissue pelindung dari kertas tipis seperti sutera.
Kondisi: kertas sudah berwarna kecoklatan/kekuningan (foxing)
maklum lithography yang sudah tua (berusia berabad-abad)
Lithography
antik Jan Pieterszoon Coen, lengkap dengan tanda tangannya,
adalah
barang yang sangat langka, mungkin hanya ada beberapa saja di Indonesia.
Gambar dengan tissue pelindung dari
kertas tipis seperti sutera
(Tulisan "koleksi tempo doeloe" tidak terdapat pada gambar aslinya)
Bagian belakang: blank / kosong
Patung
Jan Pieterszoon Coen di Waterlooplein
setahun
sebelum dihancurkan tentara Jepang
Makam Jan
Pieterszoon Coen,
yang
sekarang menjadi bagian dari Museum Wayang, Jakarta
lahir di
Hoorn, Belanda, 8 Januari 1587 – meninggal di Batavia, 21 September 1629 pada
umur 42 tahun adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang keempat dan keenam.
Pada masa jabatan pertama ia memerintah antara tahun 1619 – 1623,
dan masa jabatan
yang kedua berlangsung antara tahun 1627 – 1629.
Ia adalah
pendiri kota Batavia dan Gubernur Jendral Hindia Belanda (Nederlandsch Indie –
sekarang Indonesia)
yang paling fenomenal dan paling terkenal.
Pengangkatan sebagai Gubernur-Jenderal
Pada usia
31 tahun, pada tanggal 18 April 1618, ia diangkat menjadi Gubernur-Jenderal.
Akan
tetapi baru pada 21 Mei 1619 ia resmi memangku jabatan tersebut dari Gubernur
Jenderal sebelumnya, Laurens Rael.
Setelah
menjadi Gubernur-Jenderal, ia tidak tahan terhadap orang Banten dan orang
Inggris di sana, maka iapun memindahkan kantor Kompeni ke Jakarta, di mana ia
membangun pertahanan.
Pada tanggal 30 Mei 1619 dia menaklukkan Jayakarta dan
namanya diubah menjadi Batavia (Batavieren).
Sementara
itu orang-orang Inggris tidak diam, mereka marah atas perlakuan orang Belanda
terhadap orang Inggris di Maluku.
Sebagai balas dendam mereka merebut sebuah kapal Belanda De Swarte Leeuw yang berisi penuh
dengan muatan.
Maka setelah itu pertempuran antara kedua kubu pun
dimulai.
J.P. Coen
sebagai pemimpin Belanda, bisa memenangkan pertempuran melawan orang Inggris.
Setelah menang melawan Inggris, ia merusak Jakarta dan membangun benteng
Belanda di kota itu. Di atas puing-puing kota Jakarta ia membangun kota baru
yang dinamakannya menjadi Batavia.
Penyerahan
kekuasaan dan masa jabatan kedua
Pada
tahun 1623, ia menyerahkan kekuasaan kepada Pieter de Carpentier dan ia sendiri
pulang ke Belanda.
Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia dan
menjadi Gubernur-Jenderal kembali.
Maka
iapun datang pada tahun 1627.
Pada masa jabatannya kedua ia terutama berperang
melawan Kesultanan Banten dan Mataram.
Mataram
menyerang Batavia dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.
Kedua-duanya
gagal, tetapi Coen tewas secara mendadak pada tanggal 21 September 1629,
empat
hari setelah istrinya, Eva
Ment, melahirkan seorang putri yang juga meninggal.
J.P. Coen
dikenang sebagai pendiri Nederlandsch Indie (Hindia-Belanda) di tanah asalnya
Belanda. Namanya banyak dipakai sebagai nama-nama jalan dan bahkan di Amsterdam
ada sebuah gedung yang dinamai dengan namanya (Coengebouw).
Sebaliknya,
di Indonesia ia dikenal sebagai seorang pembesar Kompeni yang kejam.
Meninggal
Jan
Pieterszoon Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629.
Terdapat
2 versi yang berbeda mengenai penyebab kematian Coen.
Menurut
versi Belanda, Coen meninggal karena kolera yang kini lebih dikenal dengan
muntaber (muntah berak),
sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen
akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram.
Dari
kedua versi ini kemudian diyakini bahwa Coen meninggal karena terjangkit wabah
kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung setelah
peristiwa Serangan Besar di Batavia tahun 1628.
Untuk
mengenang Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pemerintah kolonial Belanda
telah mendirikan sebuah monumen dan patung pendiri Kota Batavia itu.
Gubernur
Jenderal VOC (1619-1623 dan 1627-1629) ini, dibuat patungnya pada 1869,
bertepatan
dengan 250 tahun usia kota Batavia oleh Gubernur Jenderal Pieter Mijer
(1866-1872).
Patung
Coen yang berdiri dengan angkuh sambil menunjuk jari telunjuknya dengan mottonya
yang terkenal: "Dispereet Niet" ("pantang berputus
asa").
Setelah
berdiri selama 74 tahun di depan Gedung Putih yang kini jadi Gedung Departemen
Keuangan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, patung dari tembaga ini pun
digusur dan dihancurkan pada 7 Maret 1942 selama pendudukan Jepang.
Di masa
kolonial Belanda, ulang tahun Jakarta selalu diperingati pada 30 Mei, (sekarang 22 juni)
ketika di
tanggal tersebut tahun 1619, Coen menghancurkan Jayakarta.
Sumber:
Wikipedia
Untuk
melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click
pada gambar yang akan dilihat.
Keterangan
lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman
barang, cara pembayaran dll.
silahkan
hub. 0813.1540.5281 Call / WhatsApp
atau
e-mail: neneng123usman@gmail.com
Sudah Terjual
Sudah Terjual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar