Minggu, 20 November 2011

Buku Kuno Perbankan dari Jaman Belanda th.1936, PostpaarBank in Nederlandsch Indie,








Buku tabungan ini mulai digunakan pada 12 Agustus 1936,
di kantor cabang Buitenzorg (sekarang Bogor).

Buku aktif digunakan lengkap dengan kupon Inlage dan Terugbetaling dengan cap Buitenzorg.
Terakhir digunakan pada 8 April 1942, hanya beberapa minggu sebelum pasukan Jepang menyerbu Hindia Belanda (Indonesia) dan mendudukinya.
Buku kuno jenis ini cukup langka karena hanya beredar di kalangan orang yang menabung di Postpaarbank pada masa itu. Sebuah Memorabilia tempo doeloe untuk kalangan perbankan.
Kondisi buku masih bagus, halaman lengkap, jilid utuh. 

PostpaarBank lahir ketika rakyat Indonesia tengah "getol" merebut kemerdekaan yang dirampas Belanda.
Sekitar th.1897, berdirilah Bank Postspaarbank yang merupakan cikal bakal Bank BTN saat ini. Postpaarbank berkedudukan di Batavia (Jakarta) yang didirikan untuk mendidik masyarakat pada saat itu agar gemar menabung.

Melalui Postspaarbank, masyarakat diperkenalkan lembaga perbankan secara luas. Meskipun tentunya sistem perbankan yang ada pada saat itu tidak sama dan jauh dari sempurna bila dibandingkan dengan sistem perbankan saat ini.
Sampai akhir 1931, peranan Pospaarbank dalam penghimpunan dana masyarakat terus menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. 
Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya minat masyarakat
pada saat itu untuk menaruh atau menyimpan uangnya di Bank.
Sampai dengan akhir 1939, Postpaarbank telah berhasil menghimpun
dana masyarakat sebesar 5,4 juta Gulden.
Sebuah jumlah yang sangat besar pada masa itu.

Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.


Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (No. Esia). 
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo. 
Sudah Terjual

Koran kuno terbitan 8 Desember th.1957, yang merupakan edisi khusus percobaan pembunuhan terhadap Kepala Negara R.I. Presiden Soekarno.


Harian "Berita Minggu" edisi 8 Desember 1957

Edisi Istimewa Peristiwa "Tjikini Raya"

Mereka masih dilindungi Jang Maha Kuasa,
dan dapat terhindar dari maut jang mengerikan itu......... Foto: Antara
Guntur dan Megawati (yang masih di Sekolah Dasar / S.D) dengan Presiden Soekarno.

Peta jalan Cikini Raya (waktu itu) dan cara-cara pelemparan Granat

Pertjobaan pembunuhan biadab terhadap diri Kepala Negara R.I.
diwaktu perajaan ulang tahun Perguruan "Tjikini"

Inilah Algodjo-nja

Korban2 jang gugur

Edisi Minggu, 8 Desember 1957

Saat itu Perguruan Cikini sedang merayakan Ulang Tahun ke 15. Berbagai acara digelar untuk merayakannya, salah satunya adalah kegiatan bazaar amal yang bertujuan mengumpulkan dana. Bazaar ini selain dihadiri oleh para murid, guru dan karyawan sekolah juga dihadiri oleh para orangtua murid. Salah satu orangtua murid yang hadir adalah Bung Karno, Presiden Republik Indonesia pertama. Ir. Soekarno hadir sebagai orangtua dari Guntur, Megawati, Rahmawati, Sukmawati dan Guruh.
 
Pesta sekolah SR Tjikini termasuk meriah masa itu, beberapa hari sebelumnya telah ramai dibicarakan murid-murid dan penduduk sekitarnya. Publikasi gencar yang dilakukan panitia penyelenggara membuat semua orang ingin datang, termasuk Ibu Ani dan kedua anaknya. Berita kedatangan Bung Karno menarik perhatian, termasuk penduduk sekitar sekolah. Mereka datang berbondong-bondong ingin melihat sang proklamator. Salah satunya Mak Ani dan kedua anaknya, Mariani dan Julia.

Walau bukan murid Perguruan Cikini, Mak Ani dan anak-anaknya merasa bangga bisa melihat Presiden mereka. Seakan larut dalam pesta ulangtahun SR Tjikini mereka berjejer di pinggir jalan. Mereka terus menunggu sampai Bung Karno keluar sekolah dan bersiap pulang. Hasrat melihat wajah presiden dari dekat membuat ketiga anak beranak ini berdesak mendekat ke rombongan kepresidenan. Saat Bung Karno berhenti dan melambaikan tangan serta tersenyum kea rah masa yang mengelilinginya, Mak Ani merasakan itulah senyuman untuk mereka beriga, kepuasan melanda bathinnya.

Saat suasana kebanggaan sedang memenuhi hati dan pikirannya, tiba-tiba saja ledakan keras berbunyi, beberapa kali. Tanah terasa bergetar, tak lama terdengar jeritan di sana-sini, beberapa orang termasuk anak-anak berjatuhan. Mak Ani yang sedang menggendong Julia, adik Mariani, merasakan darah mengalir dari perut anak di pelukannya. Sementara ia mendengan keluhan Mariani yang kesakitan dan memanggil-manggil Mak Ani. Tak lama Mariani jatuh dalam pelukan Mak Ani, ia tak lagi memanggil ibunya dan saat itu Mak Ani sadar bahwa Mariani telah tiada.

Mariani tewas sementara adiknya, Julia, luka parah. Seseorang tak dikenal membantu Mak Ani dan membawa mereka ke RSUP, sekarang RSCM. Malam itu juga Julia ditangani dokter, perutnya dioperasi besar. Mak Ani yang juga luka terus-menerus berdoa memohon kesembuhan Julia sepanjang malam. Tuhan mendengarnya, Julia tidak mengikuti kakaknya. Walaupun kemudian Mak Ani mendapatkan santunan dari pemerintah, namun kepedihan hati karena ditinggal Mariani tak terobati.  

Soekarno dan putra-putrinya Guntur dan Megawati selamat, akan tetapi dipihak lain terdapat korban jatuh meninggal dunia sekitar 9 orang dan sekitar 100 orang lainnya luka-luka berat. Korban yang terbanyak adalah murid-murid sekolah itu. Kisah nyata ini merupakan salah satu dari sekian banyak korban berjatuhan akibat usaha pembunuhan Bung Karno di Perguruan Cikini. Walau beliau selamat, namun korban yang berjatuhan cukup banyak dan beritanya menjadi gema di seluruh Indonesia sampai berbulan-bulan

Granat yang dilemparkan Tasrif tak cuma meledakkan halaman depan sekolah Perguruan Cikini di Jl Cikini Raya 76 Jakarta, tapi juga meledakkan amarah Presiden Soekarno. Betapa tidak, hanya beberapa jengkal dari dirinya, ia mesti menyaksikan sembilan anak dan seorang ibu yang tengah hamil merenggang nyawa. Seorang pengawalnya terluka berat dan ia mesti merelakan lengannya tergores kawat berduri saat lari mengamankan diri.

Koran kuno terbitan 8 Desember th.1957, yang merupakan edisi khusus percobaan pembunuhan terhadap Kepala Negara R.I. Presiden Soekarno.
"Peristiwa Tjikini" ini dijelaskan secara lengkap dan detail.
sebuah potongan sejarah yang langka dan dalam sebuah edisi koran yang masih utuh,
walaupun kejadiannya sudah 54 tahun yang lalu.
Ukuran koran lumayan besar, masih model koran jadul,
sehingga tidak bisa di ambil gambarnya secara keseluruhan oleh scan.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (No. Esia). 
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo. 
Sudah Terjual

Rabu, 09 November 2011

Iklan / Pamflet Kuno dari jaman Belanda, Electrische Snelpers Drukkerij Oei Gwat Ling, Koetoardjo - Bagelen



Ukuran:   l27 cm x 20,5 cm
                kurang lebih ukuran A4
Kondisi: masih bagus.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Harga (Sold)
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. 021.9471.2076 
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI Jne atau Pos Indonesia.
Sudah Terjual

Koleksi Perangko Indonesia, perangko PATA th.1974 - Full Set 26 bh. perangko

Perangko PATA th.1974 - Full Set - 26 bh. perangko

Bagian atas

Bagian bawah

Perangko PATA th. 1974 adalah serie prangko Indonesia yang cukup langka dan banyak dicari.
Karena jumlahnya dalam satu serie / full set mencapai 26 bh. perangko,
menjadikannya sulit untuk mendapatkan satu serie lengkap / full set.
Nilainya semakin hari semakin tinggi dan saat ini harga di Katalog Perangko Indonesia th.2009 tercantum entry dengan harga katalog Rp 750 rb.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (No. Esia). 
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo. 
Sudah Terjual

Peta Kuno Indonesia th.1700 an, pada jaman Belanda / Nederlandsch Indie







Peta kuno yang dibuat dengan cara Copper Engraving (cetakan diatas plat cetak tembaga).
Masih bernama L'India, belum bernama Nederlandsch Indie.
Sudah berwarna agak kekuningan / kecoklatan, karena sudah sangat antik / kuno.
Bagian belakang: blank / kosong.
Ukuran: 20 cm x 20 cm.
Peta kuno Indonesia yang berasal dari masa th. 1700 an adalah sangat langka,
karena yang ada di pasaran umumnya adalah yang berasal dari periode sesudah th. 1900,
yang jumlahnya banyak dan jauh lebih mudah didapatkan.
 
Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini. 
Sudah Terjual

Senin, 01 Agustus 2011

Koleksi Filateli yang Langka, 40 bh. Kartupos dan Envelope kuno Indonesia, termasuk yang pertama.

Kartupos pertama dan paling tua di bumi Indonesia,
setelah resmi diberlakukannya penggunaan perangko sebagai biaya pengiriman Pos. 
Di cetak dan di gunakan pada periode th.1870 s/d 1880,
pada masa kolonial Belanda - Nederlandsch Indie,
dan bergambar Raja Belanda Willem III.  Dalam 3 bahasa, 
Jawa kuno, Holland, dan Melayoe (bhs. Indonesia tempo doeloe)

Kartupos yang juga pertama dan paling tua di bumi Indonesia, 
di cetak dan di gunakan pada periode th.1870 s/d 1880.
Hanya beda warna (hijau)

Kartupos yang juga pertama dan paling tua di bumi Indonesia, 
di cetak dan di gunakan pada periode th.1870 s/d 1880.
Dengan tambahan tulisan Antwoord betaald = Balas soerat soedah di bajar

 Envelope / amplop surat yang pertama dan paling tua di bumi Indonesia, 
setelah resmi diberlakukannya penggunaan perangko sebagai biaya pengiriman Pos.
Di cetak dan di gunakan pada periode th.1870 s/d 1880.

Envelope / amplop surat yang pertama di bumi Indonesia, 
di cetak dan di gunakan pada periode th.1870 s/d 1880.

Envelope / amplop surat yang pertama di bumi Indonesia, 
di cetak dan di gunakan pada periode th.1870 s/d 1880.
Dari jenis yang berbeda, dengan cetak tindih 10 sen


























Koleksi Filateli yang Langka, 40 bh. Kartupos dan Envelope kuno Indonesia.
Di cetak dan digunakan di Indonesia pada periode th.1870 s/d 1940,
pada jaman kolonial Belanda - Nederlandsch Indie.
Termasuk Kartupos dan Envelope kuno Indonesia yang pertama,
yang berasal dari periode th.1870 -1880
Kartupos kuno yang sudah berumur ratusan tahun
adalah benda filateli yang cukup langka.

Setelah resmi diberlakukannya penggunaan perangko sebagai biaya pengiriman pos,
perangko dan kartupos digunakan pada jaman Belanda / Nederlandsch Indie.
Sebelumnya biaya pengiriman surat adalah dengan cara bayar langsung memakai
uang kontan (cash) kepada pengantar khusus yang biasanya menggunakan kereta kuda, dan belum menggunakan perangko sebagai biaya pengiriman.
Silahkan lihat pada gambar-gambar di atas.
Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual