Rabu, 28 Maret 2012

Passport / buku kewarganegaraan dari Jaman Belanda th.1925




dengan diatas Meterai / Zegel nilai 10 Gulden tertulis:
In Naam Der Koningin
De Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie
Atas Nama Ratu (Wilhelmina)
Gubernur Jendral Nederlandsch Indie

Passport / buku kewarganegaraan yang diterbitkan dengan cap Algemeene Secretarie Nederlandsch Indie, diatas zegel 10 Gulden dan atas nama Ratu dan Gubernur Jendral 
adalah dokumen jaman doeloe yang cukup langka keberadaannya saat ini.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Selasa, 27 Maret 2012

Mainan Jadul dari Jaman Belanda - zelf drukkerij - letter stempel

Box mainan - bagian atas

Box mainan - bagian bawah

Isi Kotak - bagian dalam box

Petunjuk cara bermain - dalam bahasa Belanda

Petunjuk cara bermain - dalam bahasa Belanda

Mainan Jadul dari Jaman Belanda - zelf drukkerij - letter stempel
Petunjuk cara bermain, masih dalam bahasa Belanda
Panjang Box: 25,5cm
 
Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Perangko Masa Revolusi th.1946 - Memperingati 1 Tahun Kemerdekaan - 80 sen Tanpa Perforasi yang langka!

Tanpa Perforasi

Dengan Perforasi

Perangko 80 sen - dengan Perforasi dan tanpa Perforasi

Entry di Katalog Perangko Indonesia th.2009

Harga di Katalog Perangko Indonesia th.2009 = Rp 1.500.000,-

Perangko Masa Revolusi th.1946 - Memperingati 1 Tahun Kemerdekaan, 80 sen tanpa perforasi adalah salah satu Perangko Indonesia yang paling langka dan bernilai tinggi.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Harga Rp 500 rb. 
(hanya sepertiga dari harga di Katalog Perangko Indonesia)
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual
Masih ada stok satu perangko lagi

Sabtu, 24 Maret 2012

Lithography Antik th.1800 an dari jaman Belanda (Nederlandsch Indie), Botanical / tumbuhan.




Sebuah lithography kuno th.1800an dari jaman Belanda yang langka,
yang nilainya semakin hari semakin tinggi, karena kelangkaannya.
Bukan barang repro masa kini, tapi lithography antik dari abad 19.

Kertas kuno yang tebal.
Bagian belakang: blank / kosong.
Ukuran: 25,5 cm x 16 cm (kurang lebih sebesar ukuran kertas A 4)
Diwarnai dengan tangan / Hand Colour, bukan warna dari cetakan.
(click pada gambar yang akan dilihat, untuk gambar yang lebih besar).
Harga Rp 100 rb. (untuk semuanya - 2 bh. Lithography)

Sebagai contoh Lithography yang diwarnai dengan tangan / Hand Colour,
dibawah ini adalah 2 bh. Lithography yang diwarnai dengan tangan / Hand Colour, tapi pengerjannya belum selesai sehingga ada beberapa bagian litho yang masih hitam putih. Terlihat bagian daun-daun yang masih hitam putih, belum diwarnai.
(click pada gambar yang akan dilihat, untuk gambar yang lebih besar).



Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.

Rabu, 21 Maret 2012

Lithografi Antik th.1800 an dari jaman Belanda (Nederlandsch Indie), Senapan, Pedang dan Tombak



Bagian atas

Bagian bawah

Lithografi antik diatas kertas kuno yang tebal.
Diwarnai dengan tangan / Hand Coloured, bukan warna dari cetakan
Bagian belakang: blank / kosong.
Ukuran: 28 cm x 23 cm (kurang lebih sebesar ukuran folio)

Sebuah lithografi kuno th.1800an dari jaman Belanda yang langka,
yang nilainya semakin hari semakin tinggi, karena kelangkaannya.
Bukan barang repro masa kini, tapi lithography antik dari abad 19.
Berasal dari kumpulan lithography yang diterbitkan th.1842 di Stuttgart, Jerman, berjudul "Die Rittersaal. Eine Geschichte des Ritterthums, seines Entstehens und Fortgangs, siner Gebräuche und Sitten" oleh Friedrich Martin von Reibisch dan Dr. Franz Kottencamp.

Sangat bagus untuk dipajang setelah diberi bingkai / frame,
seperti terlihat pada contoh-contoh yang ada  dibawah ini:





 Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Selasa, 20 Maret 2012

Surat undangan dari Presiden Soeharto tertanggal th.1976, resmi dari Istana Presiden Republik Indonesia









Didalam surat ini terdapat beberapa jenis kartu, antara lain:
1. Amplop Resmi dari Istana Presiden R.I. (amplop surat ini)
2. Kartu Undangan dari Presiden Soeharto
3. Kartu Undangan dari Menteri Sekretaris Negara
4. Kartu undangan tertanggal 17 Agustus 1976
    dengan cap stempel dari Rumah Tangga Kepresidenan RI
    (mungkin untuk digunakan sebagai kartu parkir mobil)

       Jend. Besar TNI Purn. H.M. Soeharto




Masa jabatan
12 Maret 196721 Mei 1998 (31 tahun)
Wakil Presiden

Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1973–1978)
Adam Malik (1978–1983)
Umar Wirahadikusumah (1983–1988)
Sudharmono (1988–1993)
Try Sutrisno (1993–1998)
B.J. Habibie (1998)
Pendahulu
Pengganti


Masa jabatan
28 Maret 196617 Oktober 1967


Pendahulu



Pengganti


Lahir
Meninggal
Kebangsaan
Partai politik
Suami/Istri
Anak
Profesi
Agama
Tanda tangan












Jend. Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto (Suharto) lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun adalah Presiden Indonesia yang kedua (1967-1998), menggantikan Soekarno.
Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer "The Smiling General" (bahasa Indonesia: "Sang Jenderal yang Tersenyum") karena raut mukanya yang selalu tersenyum di muka pers dalam setiap acara resmi kenegaraan.

Sumber: Wikipedia

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Sabtu, 10 Maret 2012

82 bh. Foto-foto dokumentasi asli th.1955, kunjungan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo ke RRT, bertemu Perdana Menteri Tjou Enlai dan Ketua Mao Tje Tung (Mao Ze Dong)








82 bh. Foto-foto dokumentasi asli th.1955, kunjungan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo ke RRT, bertemu Perdana Menteri Tjou Enlai dan Ketua Mao Tje Tung (Mao Ze Dong) dan pelbagai pejabat negara RRT. Juga bertemu dengan masyarakat dan kunjungan ke Istana Terlarang (Forbidden City) dan masih banyak lagi.
Pada setiap foto (bagian belakang) terdapat keterangan foto yang diketik dalam sepotong kertas kecil, dan ditempelkan di bagian belakang foto.
Foto ukuran besar dan masih hitam putih (belum berwarna): rata-rata 20 cm x 15 cm
Silahkan lihat beberapa contoh (dari total 82 bh.), pada gambar diatas.
Sudah Terjual

Kamis, 01 Maret 2012

Peta kuno kota Jakarta di jaman Belanda (Nederlandsch Indie) Java dan Batavia th.1811



Batavia (kota lama) dan Anjole (Ancol)

 
Weltevreden (sekarang Jakarta Pusat) dan Tanabang (Tanah Abang)

Cornelis (sekarang Jatinegara) dan Campong Malayo (Kampung Melayu)

Tanjong Priok dan Chilingching (Cilincing)



Batavia (sekarang Jakarta) dan Buitenzorg (sekarang Bogor)

Peta kuno kota Jakarta di jaman Belanda (Nederlandsch Indie) Java dan Batavia th.1811. Peta ini dibuat di masa penjajahan Inggris di Indonesia th.1811 -1816 dan digunakan oleh militer Inggris, dalam usahanya merebut Hindia Belanda dari tangan Belanda.
Terdapat beberapa kode militer pada peta ini dalam bahasa inggris (bukan bahasa Belanda)

Indonesia pernah berada dalam jajahan Inggris.
Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris.

Selama lima tahun (1811 – 1816), Inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaannya di Indonesia. Inggris menunjuk Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur jenderal di Indonesia. Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa pada tahun 1811 dan dipromosikan sebagai Gubernur Sumatera tidak lama kemudian, ketika Inggris mengambil alih jajahan-jajahan Belanda  Waktu itu Belanda diduduki oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis.

Ketika menjabat sebagai penguasa Hindia-Belanda,  Raffles mengusahakan banyak hal: beliau mengintroduksi otonomi terbatas, menghentikan perdagangan budak, mereformasi sistem pertanahan pemerintah kolonial Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Sastra Jawa serta banyak hal lainnya.

Ia belajar sendiri bahasa Melayu dan meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang mengilhami pencariannya akan Borobudur. Hasil penelitiannya di pulau Jawa ia tuliskan pada sebuah buku berjudulkan History of Java, yang menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa. Raffles berkuasa dalam waktu yang cukup singkat. Sebab sejak tahun 1816 kerajaan Belanda kembali berkuasa di Indonesia. 

Pada tahun 1813, terjadi perang di Leipzig antara Inggris melawan Prancis. Perang itu dimenangkan oleh Inggris dan kekaisaran Napoleon di Prancis jatuh pada tahun 1814.  Kekalahan Prancis itu membawa dampak pada pemerintahan di negeri Belanda yaitu dengan berakhirnya pemerintahan Louis Napoleon di negeri Belanda. Pada tahun itu juga terjadi perundingan perdamaian antara Inggris dan Belanda.  

Perundingan itu menghasilkan Konvensi London atau Perjanjian London (1814), yang isinya antara lain menyepakati bahwa semua daerah di Indonesia yang pernah dikuasai Belanda harus dikembalikan lagi oleh Inggris kepada Belanda, kecuali daerah Bangka, Belitung dan Bengkulu yang diterima Inggris dari Sultan Najamuddin. 
Penyerahan daerah kekuasaan di antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun 1816. Dengan demikian mulai tahun 1816, Pemerintah Hindia-Belanda dapat kembali berkuasa di Indonesia.
Sumber: Wikipedia

Ukuran: 43 cm x 30 cm
Terlipat seperti dalam keadaan aslinya (6 bh. lipatan)
Kondisi: masih bagus (silahkan lihat gambar di atas)
Sudah Terjual