Selasa, 29 Mei 2012

Perangko Revenue Masa Revolusi 1948 / 1949, Full Sheet 100 bh. perangko

Gambar dekat

Bagian atas
Bagian bawah
 
Khusus untuk Filatelis / Kolektor perangko langka.
Perangko Indonesia:1948/49
Perangko Revenue 15 sen
Full Sheet 100 bh. perangko
Perangko Masa Revolusi yang langka,
apalagi  yang Full Sheet 100.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Selasa, 22 Mei 2012

Lithography antik dari sekitar abad 17, pendiri kota Batavia dan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang paling fenomenal dan paling terkenal, Jan Pieterszoon Coen, lengkap dengan tanda tangannya.

Tanda tangan Jan Pieterszoon Coen
(Mohon maaf, tanda tangan nya tidak ditampilkan,
atas permintaan dari pembeli Lithography ini)

Gambar dengan tissue pelindung dari kertas tipis seperti sutera

Patung Jan Pieterszoon Coen di Waterlooplein 
(sekarang Lapangan Banteng), Batavia th.1942, 
setahun sebelum dihancurkan tentara Jepang

 Makam Jan Pieterszoon Coen, 
yang sekarang menjadi bagian Museum Wayang, Jakarta

Lithography antik dari sekitar abad 17, pendiri kota Batavia dan Gubernur Jendral Hindia Belanda (Nederlandsch Indie – sekarang Indonesia) yang paling fenomenal dan paling terkenal, Jan Pieterszoon Coen, lengkap dengan tanda tangannya.
Ukuran: kurang lebih ukuran Folio.
Lithography antik dengan tissue pelindung dari kertas tipis seperti sutera.
Kondisi: terdapat bekas kutu buku (book worm),
               maklum Lithography yang sudah sangat tua (berusia berabad-abad)
Lithography antik Jan Pieterszoon Coen, lengkap dengan tanda tangannya,
adalah barang yang sangat langka, mungkin hanya ada satu-satunya di Indonesia
Bonus:
Lithography dari istrinya Eva Ment yang ada bersama-sama Lithography J.P. Coen

 Lithography istri J.P. Coen - Eva Ment

 Eva Ment - Echgenote van Jan Pieterszoon Coen
Echgenote = Isteri / Wife

Lithography dengan tissue pelindung dari kertas tipis seperti sutera

Jan Pieterszoon Coen
lahir di Hoorn, Belanda, 8 Januari 1587 – meninggal di Batavia, 21 September 1629 pada umur 42 tahun adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang keempat dan keenam. Pada masa jabatan pertama ia memerintah antara tahun 1619 – 1623, masa jabatan yang kedua berlangsung antara tahun 1627 – 1629.
Ia adalah pendiri kota Batavia dan Gubernur Jendral Hindia Belanda (Nederlandsch Indie – sekarang Indonesia) yang paling fenomenal dan paling terkenal.

Pengangkatan sebagai Gubernur-Jenderal

Pada usia 31 tahun, pada tanggal 18 April 1618, ia diangkat menjadi Gubernur-Jenderal.
Akan tetapi baru pada 21 Mei 1619 ia resmi memangku jabatan tersebut dari Gubernur Jenderal sebelumnya, Laurens Rael. 
Setelah menjadi Gubernur-Jenderal, ia tidak tahan terhadap orang Banten dan orang Inggris di sana, maka iapun memindahkan kantor Kompeni ke Jakarta, di mana ia membangun pertahanan. Pada tanggal 30 Mei 1619 dia menaklukkan Jayakarta dan namanya diubah menjadi Batavia (Batavieren).
Sementara itu orang-orang Inggris tidak diam, mereka marah atas perlakuan orang Belanda terhadap orang Inggris di Maluku.
Sebagai dendam mereka merebut sebuah kapal Belanda De Swarte Leeuw yang berisi penuh dengan muatan. Maka setelah itu pertempuran antara kedua kubu pun dimulai. 
J.P. Coen sebagai pemimpin Belanda, bisa memenangkan pertempuran melawan orang Inggris. Setelah menang melawan Inggris, ia merusak Jakarta dan membangun benteng Belanda di kota itu. Di atas puing-puing kota Jakarta ia membangun kota baru yang dinamakannya menjadi Batavia.

Penyerahan kekuasaan dan masa jabatan kedua
Pada tahun 1623, ia menyerahkan kekuasaan kepada Pieter de Carpentier dan ia sendiri pulang ke Belanda. Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia dan menjadi Gubernur-Jenderal kembali.
Maka iapun datang pada tahun 1627. Pada masa jabatannya kedua ia terutama berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram.
Mataram menyerang Batavia dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.
Kedua-duanya gagal, tetapi Coen tewas secara mendadak pada tanggal 21 September 1629, empat hari setelah istrinya, Eva Ment, melahirkan seorang putri yang juga meninggal.
J.P. Coen dikenang sebagai pendiri Nederlandsch Indie (Hindia-Belanda) di tanah asalnya Belanda. Namanya banyak dipakai sebagai nama-nama jalan dan bahkan di Amsterdam ada sebuah gedung yang dinamai dengan namanya (Coengebouw).
Sebaliknya, di Indonesia ia dikenal sebagai seorang pembesar Kompeni yang kejam.

Meninggal

Jan Pieterszoon Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629.
Terdapat 2 versi yang berbeda mengenai penyebab kematian Coen.
Menurut versi Belanda, Coen meninggal karena kolera yang kini lebih dikenal dengan muntaber (muntah berak), sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram.
Dari kedua versi ini kemudian diyakini bahwa Coen meninggal karena terjangkit wabah kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung setelah peristiwa Serangan Besar di Batavia tahun 1628.

Untuk mengenang Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pemerintah kolonial Belanda telah mendirikan sebuah monumen dan patung pendiri Kota Batavia itu.
Gubernur Jenderal VOC (1619-1623 dan 1627-1629) ini, dibuat patungnya pada 1869,
bertepatan dengan 250 tahun usia kota Batavia oleh Gubernur Jenderal Pieter Mijer (1866-1872).
Patung Coen yang berdiri dengan angkuh sambil menunjuk jari telunjuknya dengan mottonya yang terkenal: "Dispereet Niet"  ("pantang berputus asa").
Setelah berdiri selama 74 tahun di depan Gedung Putih yang kini jadi Gedung Departemen Keuangan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, patung dari tembaga ini pun digusur dan dihancurkan pada 7 Maret 1943 selama pendudukan Jepang. 
Di masa kolonial Belanda, ulang tahun Jakarta selalu diperingati pada 30 Mei,
ketika di tanggal tersebut tahun 1619, Coen menghancurkan Jayakarta. 
Sumber:  Wikipedia

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Jumat, 18 Mei 2012

Perangko PRRI Permesta, 50 Sen, 1 Rupiah, 2 Rupiah dan 2,50 Rupiah. Set Komplit 4 bh. perangko used

Set Komplit - 4 Perangko Used

50 Sen

1 Rupiah

2 Rupiah

2 Rupiah 50 sen

Untuk kolektor perangko langka - Filatelis, perangko PRRI Permesta.
Nilai 50 Sen, 1 Rupiah, 2 Rupiah dan 2,50 Rupiah. Used - terkirim.
Perangko Permesta adalah salah satu jenis perangko yang paling langka
yang pernah diterbitkan di Indonesia.
Pada Masa Revolusi th.1945 - 1949 dan beberapa waktu sesudahnya,
banyak daerah yang menerbitkan uang kertas nya sendiri.

Untuk perangko, jarang sekali daerah di Indonesia yang menerbitkannya,
dengan pengecualian adalah perangko Permesta.
Diterbitkan dalam jumlah sedikit, membuat perangko Permesta sangat langka saat ini.
Perangko Permesta tidak tercantum di Katalog Perangko Indonesia, tapi tercantum di Katalog perangko terbitan Belanda, Zonnebloem, dengan nilai yang sangat tinggi. 
Sayang saya tidak memiliki Katalog terbitan Belanda tsb.

Perangko Permesta adalah salah satu jenis perangko yang paling langka yang pernah diterbitkan di Indonesia dan paling dicari Kolektor Perangko / Filatelis saat ini.

PERMESTA 
Perdjuangan Semesta atau Perdjuangan Rakjat Semesta disingkat Permesta, 
adalah sebuah gerakan militer di Indonesia.
Gerakan ini dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia Timur 
pada 2 Maret 1957 yaitu oleh Letkol Ventje Sumual.                                                        
Pusat pemberontakan ini berada di Makassar yang pada waktu itu,
merupakan ibu kota Sulawesi.  
Awalnya masyarakat Makassar mendukung gerakan ini.                                            
Setahun kemudian, pada 1958 markas besar Permesta dipindahkan ke Manado.
Disini timbul kontak senjata dengan pasukan pemerintah pusat sampai mencapai gencatan senjata.  Masyarakat di daerah Manado waktu itu tidak puas dengan keadaan pembangunan di daerah mereka.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo. 
Sudah Terjual

Rabu, 02 Mei 2012

5 bh. Poster Film Jadul asli dari luar negeri, semuanya dari Perusahaan Film terkenal - Shaw Brothers Hong Kong






5 bh. Poster Film Jadul asli dari luar negeri, dari Shaw Brothers - Hong Kong, 
Ukuran lumayan besar
Dicetak pada kertas jadul yang tebal
Bagian belakang: Blank / kosong.
Tulisan pada semua poster dalam bahasa Cina / Mandarin.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.
Sudah Terjual

Selasa, 01 Mei 2012

Koleksi Iklan2 Kuno dari Jacobson van den Berg & Co, Perusahaan Importir di Batavia, pada Jaman Belanda (Nederlandsch Indie)

De Groote Merken !
Merek paling Terkenal !
Imp. Jacoberg / Importir Jacoberg
Jacobson van den Berg & Co.

Tuan dan Nyonya Belanda sedang minum-minum,
diantar oleh pelayan dari negeri jajahan

Sole Importers
Jacobson van den Berg & Co
Samarang, Soerabaya, Batavia, Bandoeng
Cheribon, Makassar, Palembang, Bandjermasin

Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.1

Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.2

Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.3

 Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.4

 Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.5

Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.6

 
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.7






8 bh. Iklan Kuno dari Jacobson van den Berg & Co,
Perusahaan Importir di Batavia, pada Jaman Belanda (Nederlandsch Indie).
1 bh. Iklan minuman keras dan 7 bh. iklan rokok impor.
Ukuran iklan: rata-rata ukuran Folio dan A4.
Bagian belakang iklan: masing-masing semuanya Blank / kosong.
Iklan2 dari kertas jadul yang tebal.
Termasuk 2 bh. bungkus Rokok Jadul yang ada bersama-sama iklan2 kuno tsb.

Jacobson van den Berg & Co didirikan pada 1 Juni 1860, memiliki kantor di Jl. Kalibesar 111, Jakarta Barat. Gedungnya terkenal hingga saat ini dengan nama Toko Merah. Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi dan industri itu  merupakan salah satu dari The Big Five (lima perusahaan raksasa milik Belanda), selain Internatio, Lindeteves, Borsumij dan Geo Wehry.

The Big Five membentuk sebuah trading house yang kuat dan menguasai jaringan bisnis perdagangan, produksi, jasa, industri, serta distribusi di berbagai negara.
Pada zaman Belanda, NV Jacobson merupakan salah satu perusahaan raksasa yang memiliki jaringan tersebar di seluruh dunia dan memiliki cabang di seluruh kota di Nusantara. Setelah Jepang menaklukkan Hindia Belanda (1942-1945), sejumlah karyawan Belanda, khususnya yang menduduki jabatan tinggi di Jacobson van den Berg dan empat perusahaan lainnya, raib tidak ketahuan rimbanya - diduga dibantai oleh Dai Nippon.

Dalam buku Toko Merah Saksi Kejayaan Batavia Lama di Tepian Muara Ciliwung, Thomas B Ataladjar menulis bahwa pada 1946 — setelah NICA berkuasa kembali di Jakarta — perusahaan raksasa NV Jacobson van den Berg kembali menempati gedung lamanya itu, yakni Toko Merah. Melihat Toko Merah kita jadi ingat pada NV Jacobson van den Berg, sebuah perusahaan dagang Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1957 (pada masa Bung Karno), dan pernah menempati gedung serba merah tersebut. Ketika dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia sebagai hasil dari Konperensi Meja Bundar (KMB) Den Haag pada tahun 1949, masih banyak persoalan yang belum tuntas. 

Bung Karno yang tidak sabar, karena persoalan daerah paling timur Indonesia itu tidak kunjung selesai, pada 13 Pebruari 1956 memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Keputusan Bung Karno itu disambut hangat oleh rakyat Indonesia.  Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang masih beroperasi diambil alih. Dalam pidatonya melalui RRI Bung Karno mengancam agar para buruh mengambil alih semua perusahaan Belanda bila tidak mau menyerahkan Irian Barat (Papua) kepada Indonesia.

Begitu mendengar pidato Bung Karno itu, para buruh langsung mengambil alih perusahaan milik Belanda,  termasuk NV Jacobson van den Berg. 
Perkebunan dan perbankan milik Belanda juga dinasionalisasi.
Bank-bank peninggalan Belanda, setelah dilebur, menjadi Bank Mandiri. 
Sedangkan The Big Five kemudian dilebur menjadi PT Dharma Bhakti.

Sumber: http://alwishahab.wordpress.com

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo.

Sudah Terjual