Minggu, 18 Januari 2009
2 bh. Photo print kuno Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Penobatan th. 1940.
2 bh. Photo print kuno
Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Penobatan th. 1940.
Beliau adalah Ayah dari Sultan Jogjakarta sekarang, Hamengku Buwono X
yang sedang mencalonkan diri menjadi Presiden RI untuk periode 2009-2014.
Ukuran: 15 cm x 10,5 cm.
Bagian belakang: blank.
Photo print kuno yang satunya lagi adalah penari Srimpi.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX (12 April 1912 - 1 Oktober 1988)
adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta
dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978.
Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat
sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah.
Di umur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya.
Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung.
Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda.
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940
dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono
Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang
Jumeneng Kaping Songo".
Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI
memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".
Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet
yang dipimpin Presiden Soekarno.
Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.
Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden.
Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali
sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan.
Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah
karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif
seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan Hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau Hub. HP. 021.9471.2076 (Esia).
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI (Titipan Kilat)
Sudah Terjual
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar