Perangko yang diterbitkan pertama kali di dunia pada th. 1840,
atas gagasan Sir Rowland Hill dari Inggris untuk memudahkan
lalu-lintas pengiriman pos pada masa itu.
Saya memiliki satu buah seperti yang terlihat pada gambar diatas, tetapi kondisinya kurang sempurna dengan adanya cacat pada bagian kiri bawah prangko.
Daripada saya bercerita panjang lebar mengenai sejarah perangko "Penny Black", lebih baik melihat artikel dibawah ini tentang existensi perangko Penny Black di Indonesia pada sebuah Pameran barang antik dan Filateli di Semarang pada beberapa waktu yang lalu (th.2007) :
Pameran Pesona Semarang
PESONA "THE PENNY BLACK" DI MANDALA BHAKTI
Kertas kecil berukuran sekitar 2x2,5 sentimeter itu berusia 167 tahun. Di atas permukaan kertas yang berwarna hitam tergambar wajah Ratu Victoria, Ratu Inggris, dari samping. Tepat di bawah wajah itu tertera tulisan one penny. The Penny Black, begitu para filatelis menyebutnya.
Prangko pertama di dunia ini menjadi salah satu daya tarik Pameran
"Pesona Semarang Tempo Doeloe dan Sekarang" yang digelar
di Museum Mandala Bhakti Semarang.
Pameran yang diselenggarakan PT Pos Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Panitia SPA dan Kodam IV Diponegoro ini berlangsung pada 30 Mei-3 Juni 2007.
The Penny Black menggambarkan ciri khas prangko itu, yaitu permukaan kertas berwarna hitam dan mempunyai nominal one penny.
Prangko ini diterbitkan Sir Rowland Hill, seorang pekerja Dinas Perpajakan Inggris pada 6 Mei 1840 di Inggris.
"Sebelum ada prangko, biaya pengiriman surat ditanggung si penerima.
Cara ini kemudian dihentikan karena ada kejadian seorang yang dikirimi surat menolak menerima.
Untuk menghindari kewajiban membayar, dibuatlah prangko," kata Agus
Wibawanto, Ketua III Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia
sekaligus pemilik The Penny Black.
Agus mendapatkan The Penny Black pada sebuah lelang prangko di Belanda pada 2000. Waktu itu, Museum Pos Indonesia yang lokasinya menyatu dengan Gedung Sate Bandung belum memiliki koleksi itu. Agus berusaha memenangi lelang itu.
Pada lelang tahap kedua, Agus juga memenangkan prangko pertama Indonesia. Prangko yang dipamerkan di Museum Mandala Bhakti bersama The Penny Black ini berwarna merah anggur dengan gambar Raja Willem III. Prangko dengan harga nominal 10 sen gulden ini diterbitkan Pemerintah Hindia Belanda pada 1 April 1864.
Bukan prangko-prangko itu saja yang menjadi daya tarik Pameran Pesona Semarang, surat emas raja-raja juga menarik untuk disimak. Surat emas raja-raja merupakan surat atau dokumen kerajaan asli dan memuat pesan, berita, dan kebijakan kerajaan masa itu, yang konon ditulis dengan tinta emas.
Ketua Panitia Pameran Pesona Semarang Djoko Suhartanto mengatakan, pameran pesona ini terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori seni (batik dan lukisan), hobi (filateli, uang kuno, foto), pemerintahan, dan sosial budaya. (ab4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar