Judul Buku : Catatan
Kecil Bersama Bung Karno
Penulis :
Fatmawati
Penerbit :
Dela Rohita Jakarta, Cetakan ke 1 / Edisi Perdana, th. 1978
Tebal : 278 hlm
Ukuran :
15 x 22 cm
Buku yang berisi catatan Fatmawati pertama kali kenal
Soekarno sebagai orang buangan di Bengkulu
hingga kemudian menjadi istri dan
ibu negara RI pertama.
Dengan lebih dari 100 bh. foto-foto kenangan yang indah dan penuh
makna historis,
foto -foto yang besar - ukuran satu halaman buku.
Silahkan lihat sebagian foto-foto historis tsb. pada gambar diatas.
Kisah
Cinta Soekarno-Fatmawati
"Fat, sekarang terpaksa aku mengeluarkan perasaan hatiku padamu.
Dengarkan baik-baik".
Tanpa menunggu jawabanku, bapak melanjutkan
pertanyaan,
"Begini Fat....sebenarnya aku jatuh cinta padamu pertama kali aku bertemu denganmu, waktu kau ke rumahku dahulu pertama kali. Saat itu kau terlalu muda untuk menerima pernyataan cintaku. Oleh sebab itu aku tidak mau mengutarakan. Nah baru sekarang inilah aku menyatakan cinta padamu Fat?"
Bapak diam sejenak dan terus memandangku dengan penuh perasaan, bertanya, "Apakah kau cinta padaku?"
"Bagaimana Fat cinta pada Bapak, bukankah Bapak mempunyai anak dan istri?"
"Begini Fat....sebenarnya aku jatuh cinta padamu pertama kali aku bertemu denganmu, waktu kau ke rumahku dahulu pertama kali. Saat itu kau terlalu muda untuk menerima pernyataan cintaku. Oleh sebab itu aku tidak mau mengutarakan. Nah baru sekarang inilah aku menyatakan cinta padamu Fat?"
Bapak diam sejenak dan terus memandangku dengan penuh perasaan, bertanya, "Apakah kau cinta padaku?"
"Bagaimana Fat cinta pada Bapak, bukankah Bapak mempunyai anak dan istri?"
jawabku sambil dirundung keheranan dan
emosi.
Kutipan dialog cinta Soekarno kepada Fatmawati itu tertulis dalam buku otobiografi berjudul
Kutipan dialog cinta Soekarno kepada Fatmawati itu tertulis dalam buku otobiografi berjudul
"Fatmawati Catatan Kecil Bersama Bung Karno" yang
diterbitkan pertama kali pada 1978.
Tapi bukan Soekarno, jika tidak punya jurus untuk menaklukan wanita.
Maka dialog cinta itu berlanjut, "Aku tak mempunyai anak. Aku sudah 18 tahun kawin dengan Inggit, dan aku tak dikaruniai seorang anak pun jua. Istriku pertama bernama Sundari, puteri dari Bapak Tjokroaminoto.
Tapi bukan Soekarno, jika tidak punya jurus untuk menaklukan wanita.
Maka dialog cinta itu berlanjut, "Aku tak mempunyai anak. Aku sudah 18 tahun kawin dengan Inggit, dan aku tak dikaruniai seorang anak pun jua. Istriku pertama bernama Sundari, puteri dari Bapak Tjokroaminoto.
Dalam keadaan suci Sundari kukembalikan pada orang tuanya,
sedangkan Ratna Juami adalah anak saudara perempuan Inggit, dia sejak kecil
kita ambil Fat, jadi tegasnya ia anak angkat kami," demikian Bung Karno
berkata.
Hal-hal dan keterangan ini belum pernah kuketahui dan belum pernah terpikirkan olehku sebelumnya.
Bung Karno mendesak,"Fat, kau cinta padaku?"
Aku berpikir Bapak mempunyai istri, aku jadi bingung untuk menjawab pertanyaan itu.
Hal-hal dan keterangan ini belum pernah kuketahui dan belum pernah terpikirkan olehku sebelumnya.
Bung Karno mendesak,"Fat, kau cinta padaku?"
Aku berpikir Bapak mempunyai istri, aku jadi bingung untuk menjawab pertanyaan itu.
Aku hanya mampu berkata,"Fat
kasihan sama Bapak," dengan singkat.
"Aku tak mau Fat kasihan padaku, tetapi kau harus katakan bahwa kau cinta padaku.
"Aku tak mau Fat kasihan padaku, tetapi kau harus katakan bahwa kau cinta padaku.
Ketahuilah Fat aku bingung untuk menjawab
ibuku di Blitar, berulang kali beliau menyurati kapan ia diberi cucu
laki-laki."
"Aku dalam pembuangan.
Hanya kaulah seorang jadi penghiburku,
Jika aku berada di Jakarta dapat aku
berunding dengan Moh Husni Thamrin atau Mr Sartono dan lain-lainnya.
Siapa yang
akan memiliki buku-buku yang kau lihat di kamarku itu?
Aku ingin satu anak laki-laki,
satu saja, kalaupun lebih, syukur Alhamdulillah."
"Aku seorang pemimpin rakyat yang ingin memerdekakan bangsanya dari Belanda,
"Aku seorang pemimpin rakyat yang ingin memerdekakan bangsanya dari Belanda,
tapi rasanya aku tak sanggup meneruskan
jika kau tak menunggu dan mendampingi aku.
Kamu cahaya hidupku untuk meneruskan
perjoangan yang maha hebat dan dahsyat."
Sungguh suatu rayuan yang sangat maut...
Sungguh suatu rayuan yang sangat maut...
Dan
sejarah kemudian mencatat, Fatmawati akhirnya takluk dalam pelukan Soekarno.
Untuk melihat gambar yang lebih
besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan
dilihat.
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang,
cara pembayaran dll. silahkan hub. 0813.1540.5281
Tidak ada komentar:
Posting Komentar