Tampilkan postingan dengan label Peta Kuno Jaman Belanda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peta Kuno Jaman Belanda. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 Januari 2014

Peta Kuno Jawa Tengah di Jaman Belanda. Ukuran besar: lebar setengah meter (50 cm x tinggi 32 cm)

Peta Kuno Jawa Tengah di Jaman Belanda

Karesidenan Djokjakarta dan Soerakarta

Karesidenan Banjoemas, Kedoe dan Pekalongan

Karesidenan Semarang dan Rembang

Insert di kiri atas: peta kuno Semarang

Midden Java - Jawa Tengah (Schaal / Skala)

Bagian belakang Peta

Peta Kuno Jawa Tengah di Jaman Belanda (Nederlandsch Indie).
Ukuran besar: lebar setengah meter (50 cm x tinggi 32 cm)
Bagian belakang peta: blank / kosong.
Keterangan pada Peta, masih  menggunakan bahasa Belanda.
Pembuatan Peta: circa th.1910-1920
Sangat historis dan indah setelah diberi bingkai / frame dan dipajang di ruang tamu,
dan akan menjadi pusat perhatian dari setiap tamu yang datang ke rumah anda.

Kondisi: bagus untuk ukuran peta yang sudah tua  (asli - bukan repro)
Peta kuno Jawa Tengah dari jaman Belanda adalah barang langka,
apalagi yang berukuran besar.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Harga  (Sold) 
(sudah termasuk ongkos kirim via TIKI JNE atau Pos Indonesia)
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang,
cara pembayaran dll. silahkan hub. 0813.1540.5281 
atau e-mail: neneng1971@yahoo.com.

Sudah Terjual

Kamis, 25 Februari 2010

Peta kuno th.1919 / 1920 Motor Road Medan – Padang. Ukuran: panjang 62 cm x lebar 21 cm (SUDAH TERJUAL)

 
 

  

  

  

Peta kuno dari jaman penjajahan Belanda, th.1919 / 1920  
Peta Motor Road, Medan – Padang
Ukuran besar: panjang 62 cm x lebar 21 cm
Bagian belakang:  blank / kosong
Kondisi: baik dan bagus untuk sebuah Peta yang sudah berumur mendekati 1 abad,
               dalam beberapa lipatan, seperti aslinya dari jaman dulu.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang,
cara pembayaran dll. silahkan hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau hub. HP. 021.9471.2076
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI atau Posindo. 
Sudah Terjual

Jumat, 13 November 2009

Peta kuno Sultanat Atschin / Kesultanan Aceh, dari jaman Belanda


Keseluruhan Peta
Bagian atas
Bagian bawah
Bagian belakang


Peta kuno Sultanat Atschin / Kesultanan Aceh, dari jaman Belanda.
Kesultanan Islam yang terletak di ujung utara pulau Sumatera, juga disebut sebagai Aceh, Atschin.
Lokasinya yang strategis memberikannya kepentingan secara Politik.
Pada th. 1816/1824 Belanda dan Inggris menyepakati batas bersama kekuasaan mereka
dalam Malay Archipelago; Aceh dialokasikan untuk tidak dalam pengaruh satu pun dari mereka. Dalam risalah SUMATRA tahun 1871, Inggris mengakui Aceh milik Belanda,
sebagai imbalan atas konsesi Belanda mengenai Sarawak / North Borneo (Brunei).

Pada th. 1838/1839 pasukan Amerika Serikat mendarat di Aceh (Kuala Batu)
untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat.
Sultan Aceh merasakan bahaya dan mengirim delegasi ke Singapura, di mana mereka
menemui konsul dari Italia dan Amerika Serikat untuk kemungkinan protektorat di th. 1873. Belanda menganggap ini sebagai "Pengkhianatan dari Singapura" dan menyatakan perang.
Usaha Belanda yang pertama untuk menaklukkan Aceh gagal pada tahun 1873;
pada tahun 1874 ibukota Koetaradja diduduki oleh Belanda dan secara resmi
menganeksasi kesultanan. Belanda hanya menguasai daerah sekitar Koetaradja;
sebagian besar wilayah tetap bebas.
Rakyat Aceh terus melawan, menentang perjuangan melawan Belanda sebagai Jihad.
Strategi Belanda menduduki pusat politik telah gagal; perlawanan terus berlanjut.
Perang Aceh kedua th.1874-1880, Perang Aceh ketiga th.1884-1886,
dan Perang Aceh keempat sejak th.1888.
Pada tahun 1882, penduduk Aceh dihitung sebagai 479.419 (catatan: Meyers).
Disarankan oleh Snouck Hurgronje seorang ahli dan juga tentara Belanda,
mengadopsi strategi baru represi yang brutal, di bawah Letnan Van Heutsz.
Pada tahun 1903 Sultan Aceh Panglima Polim menyerah, hanya pada tahun 1908
barulah Belanda mampu mempunyai kendali atas daerah Aceh;
sedangkan pasukan gerilya Aceh tetap melanjutkan perlawanan.

Selama Perang untuk menaklukan Aceh (th.1873-1908) diperkirakan
sekitar 10.000 tentara Belanda tewas dan 100.000 orang Aceh meninggal.
Peta ini sudah berumur lebih dari 100 tahun, karena masih memakai nama Atschin,
nama Aceh baru dipakai pada akhir abad 19.

Bagian belakang: blank / kosong.
Ukuran sedang, ukuran kertas Folio.
Ada sedikit robek kecil, maklum peta yg. sudah tua sekali.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.


Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang,
cara pembayaran dll. silahkan Hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau Hub. HP. 021.9471.2076
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI (Titipan Kilat).

Sudah Terjual

Jumat, 23 Oktober 2009

Peta kuno Jawa Tengah dan DI. Jogjakarta pada jaman Belanda / Nederlandsch Indie

Midden Java

Semarang dan sekitarnya

Jogjakarta dan sekitarnya

Banjoemas dan sekitarnya

Peta daerah Jawa Tengah dan DI. Jogjakarta pada jaman Belanda / Ned. Indie.
Dari Peta ini bisa diketahui bahwa di masa Kolonial Belanda,
Jawa Tengah dibagi menjadi lima karesidenan (regency),
yaitu Banjoemas (Banyumas), Pekalongan, Kedoe (Kedu),
Semarang dan Djapara Rembang.

Ditambah dua daerah Istimewa (Gouvernementen), Jogjakarta dan Soerakarta (Solo).

Dicetak pada kertas model lama yang agak tebal.
Kondisi: bagus (lihat gambar).

Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau HP. 021.9471.2076
Sudah terjual