Peta kuno Sultanat Atschin / Kesultanan Aceh, dari jaman Belanda.
Kesultanan Islam yang terletak di ujung utara pulau Sumatera, juga disebut sebagai Aceh, Atschin.
Pada th. 1816/1824 Belanda dan Inggris menyepakati batas bersama kekuasaan mereka
dalamMalay Archipelago ; Aceh dialokasikan untuk tidak dalam pengaruh satu pun dari mereka. Dalam risalah SUMATRA tahun 1871, Inggris mengakui Aceh milik Belanda,
sebagai imbalan atas konsesi Belanda mengenai Sarawak / North Borneo (Brunei ).
Pada th. 1838/1839 pasukan Amerika Serikat mendarat di Aceh (Kuala Batu)
untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat.
Sultan Aceh merasakan bahaya dan mengirim delegasi ke Singapura, di mana mereka
menemui konsul dari Italia dan Amerika Serikat untuk kemungkinan protektorat di th. 1873. Belanda menganggap ini sebagai "Pengkhianatan dari Singapura" dan menyatakan perang.
dalam
sebagai imbalan atas konsesi Belanda mengenai Sarawak / North Borneo (
Pada th. 1838/1839 pasukan Amerika Serikat mendarat di Aceh (Kuala Batu)
untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat.
Sultan Aceh merasakan bahaya dan mengirim delegasi ke Singapura, di mana mereka
menemui konsul dari Italia dan Amerika Serikat untuk kemungkinan protektorat di th. 1873. Belanda menganggap ini sebagai "Pengkhianatan dari Singapura" dan menyatakan perang.
Usaha Belanda yang pertama untuk menaklukkan Aceh gagal pada tahun 1873;
pada tahun 1874 ibukota Koetaradja diduduki oleh Belanda dan secara resmi
menganeksasi kesultanan. Belanda hanya menguasai daerah sekitar Koetaradja;
sebagian besar wilayah tetap bebas.
Rakyat Aceh terus melawan, menentang perjuangan melawan Belanda sebagai Jihad.
Strategi Belanda menduduki pusat politik telah gagal; perlawanan terus berlanjut.
Perang Aceh kedua th.1874-1880, Perang Aceh ketiga th.1884-1886,
dan Perang Aceh keempat sejak th.1888.
pada tahun 1874 ibukota Koetaradja diduduki oleh Belanda dan secara resmi
menganeksasi kesultanan. Belanda hanya menguasai daerah sekitar Koetaradja;
sebagian besar wilayah tetap bebas.
Rakyat Aceh terus melawan, menentang perjuangan melawan Belanda sebagai Jihad.
Strategi Belanda menduduki pusat politik telah gagal; perlawanan terus berlanjut.
Perang Aceh kedua th.1874-1880, Perang Aceh ketiga th.1884-1886,
dan Perang Aceh keempat sejak th.1888.
Pada tahun 1882, penduduk Aceh dihitung sebagai 479.419 (catatan: Meyers).
Disarankan oleh Snouck Hurgronje seorang ahli dan juga tentara Belanda,
mengadopsi strategi baru represi yang brutal, di bawah Letnan Van Heutsz.
Disarankan oleh Snouck Hurgronje seorang ahli dan juga tentara Belanda,
mengadopsi strategi baru represi yang brutal, di bawah Letnan Van Heutsz.
Pada tahun 1903 Sultan Aceh Panglima Polim menyerah, hanya pada tahun 1908
barulah Belanda mampu mempunyai kendali atas daerah Aceh;
sedangkan pasukan gerilya Aceh tetap melanjutkan perlawanan.
Selama Perang untuk menaklukan Aceh (th.1873-1908) diperkirakan
sekitar 10.000 tentara Belanda tewas dan 100.000 orang Aceh meninggal.
Peta ini sudah berumur lebih dari 100 tahun, karena masih memakai nama Atschin,barulah Belanda mampu mempunyai kendali atas daerah Aceh;
sedangkan pasukan gerilya Aceh tetap melanjutkan perlawanan.
Selama Perang untuk menaklukan Aceh (th.1873-1908) diperkirakan
sekitar 10.000 tentara Belanda tewas dan 100.000 orang Aceh meninggal.
nama Aceh baru dipakai pada akhir abad 19.
Bagian belakang: blank / kosong.
Ukuran sedang, ukuran kertas Folio.
Ada sedikit robek kecil, maklum peta yg. sudah tua sekali.
click pada gambar yang akan dilihat.
Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang,
cara pembayaran dll. silahkan Hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau Hub. HP. 021.9471.2076
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI (Titipan Kilat).
Sudah Terjual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar