Rabu, 29 Juni 2011

Iklan kuno Tembakau Van Nelle, ukuran 29 cm x 21,5 cm

Depan

Belakang



Iklan kuno Tembakau Van Nelle, ukuran 29 cm x 21,5 cm
Tembakau Van Nelle adalah tembakau buatan Belanda
yang paling banyak digunakan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Selasa, 28 Juni 2011

Coin Indonesia yang digunakan pada th.1950 an

Depan

Belakang

10 Sen - depan

10 Sen - belakang

25 Sen - depan

25 Sen - belakang

50 Sen - depan

50 Sen - belakang

Untuk Kolektor Uang dan Coin lama Indonesia.
Koleksi Koin Indonesia yang beredar pada th.1950 an.
Nominal 10 Sen, 25 Sen dan 50 Sen.
Mungkin hanya Kakek dan Nenek atau Orang tua kita yang saat ini sudah berumur 60 an  keatas yang mengalami menggunakan koin-koin ini untuk jajan atau berbelanja.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, 
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
hub. 0813.1540.5281
Sudah Terjual

Senin, 27 Juni 2011

Salah satu perangko Ned Indie yang paling langka, perangko bergambar Gubernur Jenderal Nederlandsch Indie, Jan Pieterzoon Coen


Salah satu perangko Ned Indie yang paling langka,
perangko bergambar Gubernur Jenderal Nederlandsch Indie, Jan Pieterzoon Coen,
dengan nominal 1 Gulden.
Hanya beberapa orang Kolektor Filateli di Indonesia yang memiliki perangko ini.
Bahkan di Gedung Filateli Pusat Jakarta, semua counter / pedagang disana tidak ada yang memilikinya.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.  
Sudah Terjual

Kartupos kuno Indonesia di zaman Belanda, Foto 2 wanita Bali yang masih telanjang dada

Depan

Belakang

Penerbit Tio Tek Hong, Weltevreden, Batavia

Kartupos kuno Indonesia di zaman Belanda,
Foto 2 wanita Bali yang masih telanjang dada, sedang memberi makan ternak.
Kartupos Indonesia vintage dari zaman Belanda 
yang menampilkan Nudity  atau Topless (telanjang dada),
saat ini adalah barang langka yang dicari oleh kolektor

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Uang kuno Indonesia di masa Revolusi (Interim Periode) th. 1945 - 1949. Seratus Rupiah warna hijau, seri ORI II - Djokjakarta, 1 Djanuari 1947.

Depan

Belakang


Untuk kolektor uang kuno (Numismatik) Indonesia
Uang kuno Indonesia di masa Revolusi (Interim Periode) th. 1945 - 1949.
Seratus Rupiah warna hijau, seri ORI II - Djokjakarta, 1 Djanuari 1947.
Tanda tangan:           Mr. Sjafrudin Prawiranegara.
Percetakan:               Pertjetakan Uang Republik Indonesia, Kanten 1947
Pengaman:               Serat halus dan kode kontrol
Gambar depan:        Presiden Soekarno, Keris dan Tanduk
Gambar belakang:   Teks Undang-uandang dan angka bertanduk
Nomor seri:               6 angka dan 2 huruf tebal

Harga di Katalog Uang Kertas Indonesia th. 2005
Rp 400.000- untuk kondisi bagus - umum (Vf - XF)
seperti kondisi uang yang saya iklankan ini,
dan Rp 1.000.000,- untuk kondisi sangat bagus (aUNC)
Pada Katalog Uang Kertas Indonesia terbitan th. 2010, 
harganya sudah lebih meningkat lagi

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Senin, 20 Juni 2011

Majalah "Kartini" jadul - Edisi No.43 - 28 Juni s/d 11 Juli 1976

Rano Karno dan ibunya pada Cover - Edisi No.43 periode 28 Juni s/d 11 Juli 1976

Cover Story - Masa kecil Rano Karno susah sekali

Iklan motor Honda CB 100
satu halaman penuh pada halaman belakang


Majalah "Kartini" jadul - Edisi No.43 - 28 Juni s/d 11 Juli 1976
dengan artis cilik di masa itu - Rano karno pada Cover halaman depan.

Kondisi majalah masih sangat bagus,
halaman lengkap jilid utuh, bahkan masih ada sisipan bonus nya
berupa pola mode untuk menjahit di bagian tengah majalah.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Majalah "Kartini" jadul - Edisi No.25 - 20 Oktober s/d 2 Nopember 1975

Widyawati pada Cover - Edisi No.25 periode 20 Oktober s/d 2 Nopember 1975

Peragawan dan Peragawati Top di masa itu
Titi Qadarsih dan Pierre Gruno (yg sekarang jadi pemain Sinetron)

Iklan motor Honda bebek C-70
satu halaman penuh di halaman belakang

Majalah "Kartini" jadul - Edisi No.25 - 20 Oktober s/d 2 Nopember 1975
dengan artis Top di masa itu - Widyawati pada Cover halaman depan.

Kondisi majalah masih sangat bagus, 
halaman lengkap jilid utuh, bahkan masih ada sisipan bonus nya 
berupa pola mode untuk menjahit di bagian tengah majalah.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Rekening Listrik dari Peroesahaan Gas dan Listrik di jaman Jepang, Seibu Djawa Denki Djigyo Kosha

Rekening Listrik di jaman Jepang, Seibu Djawa Denki Djigyo Kosha

Bagian atas

Bagian bawah

Bagian belakang

Rekening Listrik dari Peroesahaan Gas dan Listrik di jaman Jepang, Seibu Djawa Denki Djigyo Kosha, tertanggal boelan Jun '05 
(penanggalan Showa Jepang yang berarti - Juni 1945), hanya 2 bulan sebelum Indonesia menyatakan Kemerdekaannya dari penjajahan Jepang..
Ukuran cukup besar untuk sebuah rekening: 28 cm x 16 cm

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia sudah jauh ada sebelum PLN.
Di Hindia Belanda yang dimulai pada akhir abad ke-19,
ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum,
diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGM (Nederlandsch Indie Gas Maatschappij) yang berdiri pada tahun 1897 yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik.
Gedung kantornya terletak tidak jauh dari Stasiun Gambir di Jakarta
dan kini berfungsi sebagai Kantor Pusat PLN Jakarta Raya dan Tangerang.

NV NIGM kemudian mendapat ijin untuk melakukan usaha di Batavia, Jatinegara serta Tangerang sejak 1913.
Perusahaan listrik saat itu tidak hanya satu, ada pula yang lain seperti NV GEBEO, ELECTRA, SEM dan NV AINEM yang punya ijin untuk beroperasi di Surabaya, Yogyakarta dan Surakarta.
Termasuk pula pelayanan di luar Jawa seperti di Padang dan Medan yang juga telah berkembang.

Setelah sempat di bawah kendali Jepang, dalam situasi gelora kemerdekaan  
para karyawan listrik mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan menyerahkannya pada Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja waktu itu.
Pemerintah kemudian menetapkan tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik.
Nasionalisasi perusahaan listrik berlangsung setelah KMB (Konferensi Meja Bundar)
Pada th.1961, dibentuklah Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) dan pada th.1972, PLN berubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara.
Pada Mei 1965, terjadi pemisahan antara Listrik dan Gas dan terbentuklah Perusahaan Gas Negara (PN Gas).
Status PLN yang semula berada di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik beralih di bawah Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1982. 

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Buku kuno terkenal th.1927, Indonesia di jaman Belanda - Max Havelaar karya Multatuli (Eduard Douwes Dekker)

Hard Cover

Multatuli / Douwes Dekker - Max Havelaar

Cover buku - bagian dalam

Halaman pertama buku

Terbit th.1927

Max Havelaar adalah karya Multatuli (Eduard Douwes Dekker),
yang diakui sebagai karya sastra Belanda yang sangat penting 
karena memelopori gaya tulisan baru.
Di Indonesia, karya ini sangat dihargai, karena untuk pertama kalinya inilah karya yang
dengan jelas dan lantang membeberkan nasib buruk rakyat yang dijajah.
Max Havelaar bercerita tentang sistem tanam paksa yang menindas kaum bumiputra 
di daerah Lebak, Banten.
Max Havelaar adalah karya besar yang diakui sebagai bagian dari karya sastra dunia.
Di salah satu bagiannya memuat drama tentang Saijah dan Adinda yang sangat menyentuh hati pembaca, sehingga sering kali dikutip dan menjadi topik untuk dipentaskan di panggung.

Tokoh dalam novel ini adalah asisten residen Lebak bernama Max Havelaar.
Dengan mudah para pembaca segera mengenali tokoh ini sebagai Multatuli sendiri.
Bersama tokoh lainya Stern, Max menjadi pihak yang menentang tanam paksa dan kerja rodi. Dua tema ini menjadi fokus Multatuli untuk menguliti seluruh praktik penindasan terhadap masyarakat pribumi yang melibatkan persekongkolan “kulit putih” dan “kulit cokelat”.

Masyarakat Eropa sendiri jarang digusarkan atau tak tahu menahu
mengenai persekongkolan yang terjadi di belahan timur.
Bagi mereka, kelancaran pasokan kopi dari Indonesia untuk pasaran internasional
menandakan keberhasilan Belanda dalam mengelola tanah jajahan.
Tak banyak dari mereka yang tahu bahwa biji-biji kopi itu dihasilkan
dengan tumbal keringat, air mata, dan darah masyarakat pribumi.

Buku cukup Tebal:        460 halaman
Cetakan:                           th. 1927

Buku dicetak pada masa penjajahan Belanda di Indonesia - Nederlandsch Indie,
masih menggunakan bahasa Belanda.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual

Minggu, 12 Juni 2011

Peta Kuno Batavia (sekarang Jakarta) th.1629, pada jaman Belanda / Nederlandsch Indie


Batavia (sekarang Jakarta) di th.1629

Batavia in vogelvlucht 1629
Batavia di lihat dari panorama udara th.1629
(Bird's eye view - Vogelvlucht)

Bagian belakang Peta

Peta kuno Batavia (sekarang Jakarta)  th.1629,
pada jaman Belanda / Nederlandsch Indie.
Ukuran: 21 cm x 26 cm
Terbuat dari kertas jaman dulu yang tebal seperti karton.
Peta Jakarta th.1600an - 1700an adalah barang langka!,
yang umum ditemukan saat ini berasal dari awal th.1900an.

Untuk melihat gambar yang lebih besar / lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian, pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan lihat keterangan yang ada di bagian bawah halaman Blog ini.
Sudah Terjual