Selasa, 08 April 2008

Surat dari Menristek B. J. Habibie (Presiden R. I. ke III) dengan Tanda tangan asli kepada Ketua P.W.I. (kemudian menjadi Menteri Penerangan) Harmoko






 Khusus untuk Kolektor tanda tangan atau pengagum dari tokoh-tokoh Indonesia,
baik yang masih hidup maupun sudah tiada.
Tentu tidak mudah untuk mendapatkan tanda tangan asli diatas surat, dari tokoh-tokoh Indonesia yang terkenal ini.

Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau 0813.1540.5281
Sudah Terjual

Surat dari Menteri Penerangan Ali Moertopo lengkap dengan Tanda tangan asli kepada Ketua P.W.I. Pusat (kemudian menjadi Menteri Penerangan) Harmoko





Khusus untuk Kolektor tanda tangan atau pengagum dari tokoh-tokoh Indonesia, baik yang masih hidup maupun sudah tiada.
Tentu tidak mudah untuk mendapatkan tanda tangan asli diatas surat, dari tokoh-tokoh Indonesia yang terkenal ini.

Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau 0813.1540.5281
Sudah Terjual

Surat dari Menhankam dan Panglima ABRI M. Jusuf dengan Tanda tangan asli kepada Menteri Penerangan Harmoko







Khusus untuk Kolektor tanda tangan atau pengagum dari tokoh-tokoh Indonesia, baik yang masih hidup maupun sudah tiada.
Tentu tidak mudah untuk mendapatkan tanda tangan asli diatas surat, dari tokoh-tokoh Indonesia yang terkenal ini.

Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
atau 0813.1540.5281
Sudah Terjual

Surat dari mantan Gubernur D.K.I Ali Sadikin lengkap dengan Tanda tangan asli kepada Ketua P.W.I. Pusat (kemudian menjadi Menteri Penerangan) Harmoko







Khusus untuk Kolektor tanda tangan atau pengagum dari tokoh-tokoh Indonesia,
baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.
Bang Ali Sadikin baru saja wafat beberapa waktu yang lalu.
 
Tokoh Petisi 50 dan mantan Gubernur DKI Jakarta yang sangat populer
di kalangan rakyat kecil di masa jabatannya itu, kini sudah tiada.
Tentu tidak mudah untuk mendapatkan tanda tangan asli diatas surat,
dari tokoh-tokoh Indonesia yang terkenal ini.


Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas,
click pada gambar yang akan dilihat.

Keterangan lebih lanjut mengenai pembelian,
pengiriman barang, cara pembayaran dll.
silahkan Hub. e-mail: neneng1971@yahoo.com
Pengiriman ke luar kota, tambahkan sedikit ongkos kirim
untuk biaya TIKI (Titipan Kilat).
Sudah Terjual

Rabu, 02 April 2008

Perangko Pertama di dunia, Penny Black terbit th.1840


Perangko yang diterbitkan pertama kali di dunia pada th. 1840,

atas gagasan Sir Rowland Hill dari Inggris untuk memudahkan
lalu-lintas pengiriman pos pada masa itu.

Saya memiliki satu buah seperti yang terlihat pada gambar diatas, tetapi kondisinya kurang sempurna dengan adanya cacat pada bagian kiri bawah prangko.
Daripada saya bercerita panjang lebar mengenai sejarah perangko "Penny Black", lebih baik melihat
artikel dibawah ini tentang existensi perangko Penny Black di Indonesia pada sebuah Pameran barang antik dan Filateli di Semarang pada beberapa waktu yang lalu (th.2007) :

Pameran Pesona Semarang
PESONA "THE PENNY BLACK" DI MANDALA BHAKTI

Kertas kecil berukuran sekitar 2x2,5 sentimeter itu berusia 167 tahun. Di atas permukaan kertas yang berwarna hitam tergambar wajah Ratu Victoria, Ratu Inggris, dari samping. Tepat di bawah wajah itu tertera tulisan one penny. The Penny Black, begitu para filatelis menyebutnya.

Prangko pertama di dunia ini menjadi salah satu daya tarik Pameran
"Pesona Semarang Tempo Doeloe dan Sekarang" yang digelar
di Museum Mandala Bhakti Semarang.
Pameran yang diselenggarakan PT Pos Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Panitia SPA dan Kodam IV Diponegoro ini berlangsung pada 30 Mei-3 Juni 2007.

The Penny Black menggambarkan ciri khas prangko itu, yaitu permukaan kertas berwarna hitam dan mempunyai nominal one penny.
Prangko ini diterbitkan Sir Rowland Hill, seorang pekerja Dinas Perpajakan Inggris pada 6 Mei 1840 di Inggris.

"Sebelum ada prangko, biaya pengiriman surat ditanggung si penerima.
Cara ini kemudian dihentikan karena ada kejadian seorang yang dikirimi surat menolak menerima.
Untuk menghindari kewajiban membayar, dibuatlah prangko," kata Agus
Wibawanto, Ketua III Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia
sekaligus pemilik The Penny Black.

Agus mendapatkan The Penny Black pada sebuah lelang prangko di Belanda pada 2000. Waktu itu, Museum Pos Indonesia yang lokasinya menyatu dengan Gedung Sate Bandung belum memiliki koleksi itu. Agus berusaha memenangi lelang itu.

Pada lelang tahap kedua, Agus juga memenangkan prangko pertama Indonesia. Prangko yang dipamerkan di Museum Mandala Bhakti bersama The Penny Black ini berwarna merah anggur dengan gambar Raja Willem III. Prangko dengan harga nominal 10 sen gulden ini diterbitkan Pemerintah Hindia Belanda pada 1 April 1864.

Bukan prangko-prangko itu saja yang menjadi daya tarik Pameran Pesona Semarang, surat emas raja-raja juga menarik untuk disimak. Surat emas raja-raja merupakan surat atau dokumen kerajaan asli dan memuat pesan, berita, dan kebijakan kerajaan masa itu, yang konon ditulis dengan tinta emas.

Ketua Panitia Pameran Pesona Semarang Djoko Suhartanto mengatakan, pameran pesona ini terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori seni (batik dan lukisan), hobi (filateli, uang kuno, foto), pemerintahan, dan sosial budaya. (ab4).

Sudah Terjual

Perangko Langka Ned. Indie - Java 12,5 cent. Pair Gandeng


Ini adalah perangko materai Java dengan gambar gapura dan
pohon nyiur nilai 12,5 cent.
Apa yang istimewa dengan perangko Java ini?

Perangko ini diterbitkan dalam jumlah terbatas/limited edition pada masa Ned. Indie untuk dipergunakan di pulau Jawa/java pada masa Tanam Paksa/Culturstelsel.

Anda yang sejarahwan tentu tahu perihal Cultuurstelsel atau Tanam Paksa, suatu kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk petani pribumi menanam hasil bumi tertentu saja di pulau jawa.
Anda tidak akan mendapatkan perangko ini bahkan di gedung Filateli di Pasar Baru sekalipun, karena perangko jenis ini di terbitkan sangat terbatas.

Perangko ini berbeda dengan perangko Ned. Indie yang dengan cetak tindih/overprint JAVA yang terdapat di Katalog Perangko Indonesia/KPI dan umum beredar di kalangan Filatelis.
Ini adalah perangko Meterai / Revenue yang dipergunakan dalam transaksi perdagangan hasil bumi / perkebunan di Ned. Indie pada masa itu.

Sudah Terjual